ILMUWAN
MATEMATIKA
typed
by R.S.P
Berikut
diberikan profil beberapa matematikawan yang berperan dalam perkembangan
kalkulus. Profil tersebut saya ambilkan dari buku Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1 karangan Edwin J. Purcell dan Dale E. Varberg versi terjemahan Indonesia.
Buku yang cukup
dikenal oleh mahasiswa matematika ataupun pecinta matematika. Walaupun saya
sendiri belum membaca secara keseluruhan buku tersebut, namun saya tertarik
dengan biografi tokoh yang ditampilkan di setiap pembukaan bab.
Membuat darah
mendidih, jantung berdebar-berdebar, bibir tersenyum, dan membakar motivasi
untuk terus belajar.
Bab 1. Pendahuluan
René
Descartes (1596 - 1650)
René Descartes
dikenal sebagai ahli filsafat modern pertama yang besar. Ia juga penemu biologi
modern, ahli fisika, dan matematikawan.
Descartes lahir
di Touraine, Perancis, putra dari seorang ahli hukum, yang lumayan kekayaannya.
Ayahnya mengirimnya ke sekolah Jesuit pada umur 8 tahun. Karena kesehatannya
yang kurang baik, Descartes diijinkan menghabiskan waktu paginya belajar di
tempat tidur, suatu kebiasaan yang dipandangnya berguna sehingga dilanjutkannya
sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia mendapat gelar sarjana hukum (dapat
anda bayangkan seorang sarjana hukum yang juga ahli matematik!) dan selanjutnya
menjalani kehidupan seorang tuan yang terhormat, menjalani dinas militer
beberapa tahun dan tinggal beberapa waktu di Paris dan kemudian di Belanda. Ia
pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu Christina, di mana ia meninggal
karena pneumonia pada tahun 1650.
Descartes
menyelidiki suatu metode berpikir yang umum yang akan memberikan pertalian pada
pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penyelidikan itu mengantarnya
ke matematika, yang ia simpulkan sebagai sarana pengembangan kebenaran di
segala bidang. Karya matematikanya yang paling berpengaruh adalah La Geometrie, yang diterbitkan tahun
1637. Di dalamnya ia mencoba suatu
penggabungan dari geometri tua dan
patut dimuliakan dengan aljabar yang
masih bayi. Bersama dengan orang Perancis lainnya, Pierre Fermat (1601 – 1665),
ia diberi pujian dengan penggabungan tersebut yang saat ini kita sebut geometri
analitik, atau geometri koordinat. Pengembangan lengkap kalkulus tidak mungkin
tercapai tanpa dia.
Bab 2. Fungsi dan Limit
Augustin-Louis
Cauchy (1789 - 1857)
Augustin-Louis
Cauchy lahir di Paris dan dididik di Ecole Polytechnique. Karena kesehatan yang
buruk ia dinasehatkan untuk memusatkan pikiran pada matematika. Selama
karirnya, ia menjabat mahaguru di Ecole Polytechnique, Sorbonne, dan College de
France. Sumbangan-sumbangan matematisnya
cemerlang dan mengejutkan dalam jumlahnya. Produktivitasnya sangat hebat
sehingga Academy Paris memilih untuk membatasi ukuran makalahnya dalam majalah
ilmiah untuk mengatasi keluaran dari Cauchy.
Cauchy seorang
pemeluk Katolik saleh dan pengikut Raja yang patuh. Dengan menolak bersumpah
setia kepada pemerintah perancis yang berkuasa dalam tahun 1830, ia
mengasingkan diri ke Italia untuk beberapa tahun dan mengajar di beberapa
institut keagamaan di Paris sampai sumpah kesetiaan dihapuskan setelah revolusi
1848.
Cauchy mempunyai
perhatian luas. Ia mencintai puisi dan mengarang suatu naskah dalam ilmu
persajakan bahasa Yahudi. Keimanannya dalam beragama mengantarnya mensponsori
kerja sosial untuk ibu-ibu tanpa nikah dan narapidana.
Walaupun
kalkulus diciptakan pada akhir abad ke-17, dasar-dasarnya tetap kacau dan
berantakan sampai Cauchy dan rekan sebayanya (Gauss, Abel, dan Bolzano)
mengadakan ketelitian baku. Kepada Cauchy kita berhutang pemikiran pemberian
dasar kalkulus pada definisi yang jelas dari konsep limit. Semua buku ajar
modern mengikuti paling sedikit dalam intinya, penjelasan kalkulus yang terinci
oleh Cauchy.
Bab 3. Turunan
Gottfried
Wilhelm Leibniz (1646 - 1716)
Gottfried
Wilhelm Leibniz adalah seorang jenius universal, seorang pakar dalam hukum,
agama, filsafat, kesusasteraan, politik, geologi, sejarah, dan matematika.
Lahir di Leipzig, Jerman, ia mendaftar di Universitas Leipzig dan menggondol
doktor dari Universitas Altdorf. Seperti Descartes, yang karyanya ia pelajari,
Leibniz mencari suatu metode universal dengan mana ia dapat memperoleh
pengetahuan dan memahami kesatuan sifat-sifat dasarnya. Salah satu keinginan
besarnya adalah mendamaikan keyakinan Katolik dan Protestan.
Bersama dengan
Isaac Newton, ia membagi penghargaan untuk penemuan kalkulus. Masalah prioritas
menyebabkan pertentangan yang tidak henti-hentinya antara pengikut dua orang
besar ini, satu Inggris, yang lainnya Jerman. Sejarah menjadi hakim bahwa
Newtonlah yang pertama mempunyai pemikiran utama (1665-66), tetapi bahwa
Leibniz menemukan mereka secara tersendiri selama tahun 1673-76. Dengan
kebesarannya itupun, Leibniz tidak menerima kehormatan seperti yang dicurahkan
pada Newton. Ia meninggal sebagai orang kesepian, pemakamannya hanya dihadiri
seorang pelayat yaitu sekretarisnya.
Mungkin
Leibnizlah pencipta lambang-lambang matematis terbesar. Kepadanya kita
berhutang nama-nama kalkulus diferensial
dan kalkulus integral, sama halnya
seperti lambang-lambang baku dy/dx
dan ∫ untuk turunan dan integral. Istilah fungsi dan penggunaan secara
konsisten dari = untuk kesamaan merupakan sumbangan-sumbangan lainnya. Kalkulus
berkembang jauh lebih cepat di daratan Eropa daripada di Inggris, sebagian
besar disebabkan oleh keunggulan perlambangannya.
Bab 4. Penggunaan Turunan
Isaac
Newton (1642 - 1727)
“Saya
tidak tahu bagaimana saya tampak pada dunia; tetapi bagi saya sendiri saya
nampaknya hanyalah seperti seorang anak laki-laki yang bermain-main di pantai,
dan mengalihkan diri sendiri sekarang dan kemudian menemukan koral yang lebih
halus atau kerang yang lebih indah daripada yang biasa, sementara samudera
besar dari kebenaran semuanya terbentang di hadapan saya tak terungkapkan.”
Lahir pada
keluarga petani Inggris pada hari Natal, 1642, Isaac Newton sebagai seorang
pemuda remaja memperlihatkan sedikit harapan akademis. Ia bosan dengan sekolah,
lebih senang membuat layangan, roda air, jam dan perkakas lain. Seorang paman
pertama kali mengenali bakat luar biasa anak tesebut; ia membujuk ibu Newton
untuk memberangkatkan Newton ke Trinity College dari Universitas Cambridge. Di
sana ia kena pengaruh Isaac Barrow, seorang pakar ilmu agama dan mahaguru
matematika. Barrow melihat di dalam Newton kemampuan yang lebih besar daripada
dirinya dan menyerahkan kemahaguruannya kepada Newton pada waktu umur Newton
hanya 26.
Sebelum itu,
sesaat setelah diwisuda dari Trinity, Newton pergi pulang untuk menghindari
wabah penyakit pes 1664-65. Selama 18 bulan, sejak Januari 1665, ia menekuni
masalah-masalah matematika dan ilmu yang terkemuka. Tidak terdapat kejeniusan
yang dapat dibandingkan penuh dalam sejarah ilmu. Dalam waktu singkat tersebut,
Newton menemukan teorema binomial umum, elemen dari kalkulus diferensial maupun
integral, teori warna-warna, dan hukum gravitasi universal. Lagrange memuji
bahwa Newtonlah jenius terbesar yang pernah hidup dan yang paling mujur, karena
hanya sekali sistem semesta dapat dikembangkan.
Sama seperti
banyak ilmuwan sebayanya, Newton adalah seorang pemeluk agama yang saleh dan
dikatakan telah memberikan waktu yang sama banyaknya untuk memepelajari Injil
dan untuk matematika. Ia meninggal sebagai seorang terhormat pada usia 85 dan
dimakamkan dengan kebesaran bangsanya di Westminster Abbey.
Bersambung ....
great
BalasHapus